Ode Pengantar Tidur

dan Semoga Bangun Pagi

Kresna Adetea
2 min readMar 17, 2020
Image belongs to Amol Jadhav

tata kembali ingatanmu
mulai dari gambar yang berserakan
hingga tulisan yang tak pernah pungkas

kekalkan kembali harapanmu
lewat ibu yang selalu menyisir rambut
atau ayah yang gemar mengasah pedang

mengertilah/telah bertamu sampai mana
pahamilah/sudah bertemu dengan siapa
percayalah/di mana dan siapa adalah cara terbaikmu untuk belajar menghargai pilihan dan perjuangan

menjadi baik itu harus
menjadi menyebalkan bisa kapan-kapan
terus dan terang membuat kita alpa menjadi manusia seutuhnya
bahwa ada saatnya harus berhenti,
bahwa ada waktunya kita pulang

rawat proses dengan kisah hebat untuk diceritakan
ruwat hati dengan bebat kasih yang menggemaskan
mimpi kita nanti akan sama, harapan kita nanti tetap hidup
selama saling menguatkan, bersama itu melebur kemarin dan esok hari
menilai tanpa batas ukuran dan menimbang dengan kedewasaan

menjadi pulas atas cemas adalah milik kita semua
setelah tertatih merapikan ruang kemungkinan
kemudian sesak oleh realitas: bahwa satu-satunya hal yang nyata hanyalah gambar-gambar yang selalu mengingatkan dua hal;
betapa kejamnya kita pada kapasitas
betapa riuhnya kita pada kemampuan

di luar, barangkali sudah tak paham diri kita sendiri
di rumah, kita lupa betapa gelapnya tidur sanggup meniadakan perang, lalu bangun dengan keniscayaan hari ini bisa kau tebas keraguan dan tebus segalanya hingga akhirnya semua menyelamatkan diri

aku mohon, bersama dengus kipas angin yang tak pernah lelah menolak;
berbahagialah sebelum tidur
bacalah pengharapan baik, mengamini gelap yang mengantarmu sampai selesai mengutuki diri

aku harap, bersama rawi yang jatuh di keningmu dan setiap halimun di kenangmu;
tersenyumlah ketika bangun
sambutlah doa-doamu kemarin, rayakanlah usahamu kemarin

selamat tidur, atau mungkin selamat pagi
selamat menata kembali yang berantakan
jam kantuk yang direnggut,
jam dinding yang berisik,
dan jam-jam resah di kepala kita semua

tidurlah, semoga besok atau hari ini kita banyak bertemu kegembiraan dan bertamu kepastian

-Semarang, Maret 2020

--

--

Kresna Adetea
Kresna Adetea

No responses yet