Anak Tangga Kedelapanbelas
dan Puing Asmaraloka
1 min readMar 30, 2019
di anak tangga kedelapan belas
masih saja kaugenggam
selendang yang tersampir di bahu ayah
dan jadi kesukaan ibu
untuk menggendong pelukannya sendiri
saat tangga perlahan melintuh
dipakai tempat napasmu simpuh
derit menjerit, mencari
retak sempit di tembok takdir
yang menghimpit
masih kaugenggam
selendang yang kini basah
sebab abata ibu menguarkan embun
dari taman bunga yang terbuka
di pejam matamu
ketika doa padamu melambai
kau bergumam
bersama senyum usia yang sunyi
“mencintaiku, harus menjelma ibu…”
2018, mengakhiri sisa-sisa tahun